KEBUTUHAN IBU HAMIL
(TT, FE, SEX, & SENAM HAMIL) & NUTRISI IBU HAMIL & JANIN
OLEH KELOMPOK 4 :
1. Aditya
Perkasa Yudha
2. Dia
Ayu Kiki Surya Mitasari
3. Titis
Rafisha Nur
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN
LAMONGAN
TAHUN 2012
1 KEBUTUHAN IBU HAMIL
1.1
Imunisasi
TT (Tetanus Toxoid) Pada Ibu
Hamil
1.1.1
Pengertian
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk
membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati,
2005). Dimana imunisasi tersebut bisa
diberikan pada ibu hamil pada trimester I s/d trimester III.
Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah
dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).
Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I
s/d trismester III (Dinkes Jateng, 2005).
Tetanus adalah
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium
tetani yang masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun
yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Penderita
mengalami kejang
otot
serta diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas.
Bakteri ini secara umum terdapat ditanah, jadi ia bisa ditemukan pada debu,
pupuk, kotoran hewan,dan sampah. Tetanus ini menyerang siapa saja,anak–anak juga
orang dewasa. Bahkan bayi baru lahir sekalipun, yang bisa berakibat fatal. Penyakit yang menyerang bayi itu biasa disebut dengan tetanus neonatorum. Tetanus biasanya menyerang bayi -bayi yang lahir
ditempat yang tidak bersih dan tidak menggunakan alat – alat persalianan yang
steril. atau juga riwayat dari ibu hamil yang mungkin terluka sebelum
melahirkan yang lukanya mengandung bakteri tetanus tersebut.
Salah satu pencegahan terkena penyakit ini,bumil
haruslah menjaga kebersihan dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan yang
professional, dan yang
penting juga ibu hamil harus menjalani imunisasi.
Tetanus
khususnya beresiko pada bayi-bayi
yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi
di rumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika
alat-alat yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan
olesan-olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas potongan.
Upaya pencegahan
tetanus
neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi
TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil.
Konsep imunisasi
TT adalah life long imunization
yaitu pemberian imunisasi
imunisasi
TT 1 sampai dengan TT 5.
Skema life long immunization adalah
sebagai berikut:
Imunisasi
TT/Tetanus Toxoid adalah pemberian kekebalan tubuh pada ibu hamil agar janin terhindar
dari tetanus. Imunisasi TT di berikan
pada :
1) Bisa
diberikan pada seorang calon pengantin.
2) Sebelum
hamil dan pada saat hamil.
3) Ibu
hamil minimal mendapat imunisasi TT 2x.
4) Imunisasi
1x belum memberikan kekebalan
pada BBL terhadap penyakit
tetanus sehingga bayi umur ˂
1 bulan bisa terkena
tetanus melalui luka tali pusat.
Tentang
jadwal Imunisasi TT, tambahan
TT5 diberikan 1th setelah TT4, lama perlindungan 25th, kekebalan 99%.
Hal-hal
yang perlu diketahui bagi anda ibu hamil adalah :
bahwa imunisasi TT aman bagi ibu hamil dan tidak berbahaya bagi janin, dan kekebalan terhadap tetanus hanya dapat diperoleh memalui imunisasi TT.
bahwa imunisasi TT aman bagi ibu hamil dan tidak berbahaya bagi janin, dan kekebalan terhadap tetanus hanya dapat diperoleh memalui imunisasi TT.
Ibu
Hamil juga harus tahu kapan imunisasi TT selanjutnya diberikan, sesuai prosedur
tenaga kesehatan
/ Bidan
akan memberikan buku imunisasi.
Pemahaman
bahwa resiko infeksi tetanus akan berkurang jika ibu hamil melahirkan di tenaga
kesehatan / bidan. 2 bulan sebelum persalinan, ibu hamil
seharusnya sudah komplit mendapatkan paket imunisasi TT.
Faktor
penyebab Tetanus Pada bayi :
1) Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil tidak dilakukan / tidak lengkap, tidak sesuai dengan
ketentuan program.
2) Pertolongan
persalinan tidak memenuhi : bersih tangan, bersih alas dan bersih alat.
1.1.2
Manfaat
1) Melindungi
bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000).
2) Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk,
2001).
3) Melindungi
ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000).
Ketiga manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah
satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004).
1.1.3
Jumlah Dan Dosis
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN,
2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan
intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).
1.1.4
Umur Kehamilan
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8
bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).
Imunisasi
hanya 2 kali
yaitu TT pertama dapat diberikan
sejak diketahui setelah positif hamil dan TT kedua minimal 4 minggu setelah TT pertama. Sedangkan batas
terakhir pemberian TT yang kedua
adalah minimal 2 minggu sebelum melahirkan. Dan Akan lebih bagus lagi bila ibu
imunisasi TT sebelum anda hamil.
TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil
dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan
(Depkes RI, 2000).
1.1.5
Jarak Pemberian
Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2
adalah minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000).
1.1.6
Efek Samping
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti
nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000).
TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk
wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan
imunisasi TT (Saifuddin dkk, 2001).
Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan
sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).
1.1.7
Tempat Pelayanan
1) Puskesmas,
2) Puskesmas
pembantu,
3) Rumah sakit,
4) Rumah
bersalin,
5) Polindes,
6) PKD,
7) Posyandu,
8) Rumah sakit
swasta,
9) Dokter
praktik, dan
10) Bidan
praktik (Depkes RI, 2004).
Tempat-tempat pelayanan milik pemerintah imunisasi
diberikan dengan gratis.
Kehamilan bukan saatnya memulai
imunisasi terhadap berbagai penyakit yang dapat di cegah. Setiap bahan yang
dapat menaikkan suhu tubuh dengan tajam harus di hindari. Vaksin rubela,
influenza tidak diberikan saat hamil karena kemungkinan menyebabkan bahaya pada
janin.
Perlindungan terhadap polio dapat
diberikan jika wanita tersebut belum pernah vaksin. Vaksin tetanus harus
diberikan pada wanita hamil karena untuk mencegah kemungkinan tetanus neonatorium.
1.2
Fe
(Zat Besi)
Zat besi (Fe) merupakan microelement
yang esensial bagi tubuh. Zat ini
terutama diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa
hemoglobin (Hb). Di samping itu berbagai jenis enzim memerlukan Fe sebagai
faktor penggiat.
Di dalam tubuh sebagian besar Fe
terdapat terkonjugasi dengan protein, dan terdapat dalam bentuk Ferro atau Ferri.
Bentuk aktif Zat besi biasanya terdapat sebagai ferro, sedangkan bentuk inaktip
adalah sebagai ferri (misalnya bentuk storage).
Bentuk-bentuk konjugasi Fe itu adalah:
1.2.1 Hemoglobin;
mengandung bentuk Ferro. Fungsi Hemoglobin adalah menstranspor CO2 dari jaringan ke
paru –paru untuk diekskresikan ke dalam
udara pernafasaan dan membawa O2 dari paru-paru ke sel-sel jarigan. Hemoglobin terdapat di
dalam eritrosit.
1.2.2 Myoglobin;
terdapat di dalaam sel-sel otot,
mengandung
Fe bentuk Ferro. Fungsi
myoglobin ialah dalam proses kontraksi otot.
1.2.3 Transferrin,
mengandung Fe bentuk ferro. transferin merupakan konjugat Fe yang berfungsi menstranspor Fe tersebut di
dalam plasma darah, dari tempat penimbunan Fe ke jaringan-jaringan (sel) yang
memerlukan (sumsum tulang di
mana terdapat jaringan hemopoietik).
1.2.4 Transferin
terdapat juga di dalam berbagai jaringan tubuh, dan mempunyai karakteristik
yang berlain-lain. Transferin yang terdapat dalam air susu, disebut lactotransferin, di dalam telur di
sebut ovotransferin, sedangkan d dalam
plasma disebut serotransferin.
1.2.5 Ferritin,
adalah bentuk storage Fe, dan mengandung bentuk ferri. Kalau Fe ferritin
diberikan kepada transterrin untuk ditranspor, zat besinya diubah menjadi Ferro
dan sebaliknya menjadi Fe dari transferin yang berasal dari penyerapan di dalam
usus, diberikan kepada ferritin sambil diubah dalam bentuk ferri, untuk
kemudian ditimbun.
1.2.6 Hemosiderin;
adalah konjugat protein dengan ferri dan merupakan bentuk storage zat besi
juga. Hemosiderin bersifat lebih inert dibandingkan dengan Ferritin. Untuk
dimobilisasikan, Fe dari hemosiderin diberikan lebih dahulu kepada Ferritin dan
kemudian kepada transferin.
Zat besi (Fe) lebih mudah diserap
dari usus halus dalam bentuk ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisma
autoregulasi yang diatur oleh kadar ferritin yang terdapat didalam sel-sel
mukosa usus. Pda kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10% dari Fe yang terdapat
didalam makanan diserap kedalam mukosa usus, tetapi dalam kondisi defesiensi
lebih banyak Fe dapat diserapuntuk mrnutupi kekurangan tersebut.
Ekskresi Fe dilakukan
melalui kulit didalam bagian-bagian tubuh yang aus dan dilepaskan oleh permukaan tubuh ; jumlahnya sangat
kecil sekali, hanya sekitar 1 mg dalam sehari semalam. Pada wanita subur, lebih
banyak Fe pada wanita dewasa lebih tinggi daripada laki-laki. Wanita hamil dan
sedang menyusukan juga memerlukan lebih banyak Fe dibandingkan dengan wanita
biasa, karena bayi yang dikandung juga memerlukan zat besi sedangkan ASI
mengandung Fe dalam bentuk lactotransferin yang diberikan kepada anak yang
sedang disusukan.
Bayi yang baru lahir
dibekali Fe sedikit dari ibunya, sehingga makanannya harus sudah diberi
suplemen sumber Fe dalam bentuk sari buah, sejak bulan kesatu atau kedua.
Defesiensi Fe di
Indonesia merupakan problema defesiensi nasional dan perlu ditanggulangi secara
serius dengan liputan nasional pula. Upaya prevensi belum diprogramkan secara
menyeluruh, baru diberikan suplemen preparat Ferro kepada para ibu hamil yang
memeriksakan diri ke puskesmas, rumah sakit atau dokter. Sebagai percobaan
sudah dilakukan upaya suplementasi Fe bagai beberapa pekerja perkebunan, tetapi
tampaknya belum dilakukan secara sungguh-sungguh, belum efektif serta belum
memasyarakat.
Bertalian dengan
pemakaian pil keluarga berencana, terdapat bukti-bukti bahwa pil ini
meningkatkan pembuangan Fe, sehingga untuk mengantikan Fe yang terbuang ini
telah disuplementasikan pil Ferro kepada paket pil KB tersebut
1.3
Sex
(CO/Coitus)
Pada wanita mudah keguguran jangan
melakukan coitus pada hamil muda. Pada hamil muda coitus dapat dilakukan dengan
hati-hati. Coitus diakhir kehamilan lebih baik ditinggalkan, karena kadang
menimbulkan infeksi pada persalinan, nifas dan dapat memecahkan ketuban pada
multipatra. Apalagi mani mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan
kontraksi uterus.
Kehamilan memang patut disyukuri dan tak
menghalangi kita untuk melakukan kegiatan rutin. Salah satunya adalah
berhubungan seks. Ibu tentu tak mau kehangatan bersama suami terkurangi jumlah
maupun kualitasnya hanya lantaran hamil. Beberapa tips posisi seks yang aman
untuk ibu hamil :
1.3.1 Hubungan
Seks Posisi di atas
Wanita hamil akan lebih aman jika posisinya berada di atas pria. Dengan
posisi ini, ibu bisa lebih bebas dan leluasa bernafas. Ibu juga bisa mengontrol
kedalaman penetrasi dan efek yang ditimbulkannya pada gerakan dari si jabang
bayi.
1.3.2 Hubungan
Seks Gaya koboi
Posisinya, ibu berada di atas tubuh suami, tapi dengan wajah membelakangi
wajah suami.
1.3.3 Hubungan
Seks Posisi Berdiri Membelakangi
Dengan posisi berdiri, tubuh ibu berada di depan suami di mana kedua
kakinya terbuka di antara kaki ibu. Jadi, ketika merasakan penetrasi, ibu bisa
menyelipkan kedua kaki dan memanfaatkan posisi yang menurut ibu tepat.
Posisi yang nyaman untuk ibu sebaiknya menjadi bahan komunikasi seks
bersama suami. Hal ini penting untuk menghindari keadaan yang justru
membahayakan jabang bayi.
1.4
Senam
Hamil
1.4.1 Latihan
pendahuluan
1) Pertama
: duduk tegak bersandar pada kedua lengan, kedua tungkai kaki diluruskan dan
dibuka sedikit. Seluruh tubuh lemas dan rileks.
2) Kedua
: duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
3) Ketiga
: duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus, rapat dan rileks.
4) Keempat
: duduk sila dan tegak. Kedua tangan diatas bahu dan kedua lengan disamping
mammae.
5) Kelima
: berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan dan kedua lutut ditekuk.
6) Keenam
: berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan kedua tungkai lurus dan
rileks.
7) Ketujuh
: putarkan panggul kekiri sebanyak 4 kali dan ke kanan 4 kali dengan menggerakkan
panggul kekiri teklankan pinggang kelantai sambil mengempiskan perut dan
mengkerutkan liang dubur gerakkan panggul kekanan angkat pinggang gerakkan
panggul kekiri dan seterusnya sampai 4 kali gerakan memutar kemudian lekukan
hal tersebut kea rah kanan sebanyak kali
juga.
1.4.2 Latihan
Inti
1) Latihan
pembentukan sikap tubuh, yaitu; latihan
untuk memperoleh sikap tubuh yang baik (Correct). Sikap tubuh yang baik
menyebabkan tulang panggul naik (pelvis tilting). Sehingga janin berada dalam
kedudukannya yang normal. Sebaliknya sikap tubuh yang tidak baik menyebabkan
tulang panggul turun. Sehingga janin kurang baik kedudukannya.
2) Latihan
kontraksi dan relaksasi, yaitu; latihan untuk memperoleh dan mengatur sikap
tubuh yang releks pada saat yang diperlukan.
3) Latihan
pernafasan, yaitu; latihan untuk
menguasai berbagai teknik pernafasan, sehingga pada saatnya dapat digunakan
sesuai dengan kepentingannya.
1.4.3 Latihan
kehamilan minggu ke 22 – 25
1) Latihan
pembentukan sikap tubuh : sikap awal berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk,
kedua lengan disamping badan dan rileks.
2) Latihan kontraksi dan relaksasi : sikap awal
berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk kedua lengan disamping badan dan
rileks.
3) Latihan
pernafasan untuk mengatasi nyeri his pendahuluan dan nyeri his kala 1 : sikap
awal berbaring terlentang kedua lutut ditekuk kedua lengan disamping badan dan
rileks.
1.4.4 Latihan untuk kehamilan minggu ke 26 – 30
1) Latihan
pembentukan sikap tubuh : sikap awal,
sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan jarak antara kedua bahu.
Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dan badan sejajar dengan lantai.
2) Latihan kontraksi dan relaksasi : sikap awal
berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk kedua lengan disamping badan dan
rileks.
3) Latihan
pernafasan untuk mengatasi nyeri his pendahuluan dan nyeri his kala 1 : sikap
awal berbaring terlentang kedua lutut ditekuk kedua lengan disamping badan dan
rileks.
1.4.5 Latihan
untuk kehamilan minggu ke 31 – 34
1) Latihan
pembentukan sikap tubuh : sikap awal,
berdiri tegak kedua kaki selebar bahu. Kedua lengan disamping badan dan rileks.
2) Latihan kontraksi dan relaksasi : sikap awal
berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk
tangan kanan diatas perut rileks.
3) Latihan pernafasan untuk mengatasi kegiatan mengejam
yang tidak boleh diulakukan : sikap awal berbaring terlentang kedua lutut
ditekuk kedua lengan disamping badan dan rileks.
1.4.6 Latihan untuk kehamilan minggu ke 35 – saat akan melahirkan
1) Latihan
pembentukan sikap tubuh : sikap awal berbaring terlentang kedua lutut ditekuk
kedua lengan disamping badan dan rileks.
2) Latihan
kontraksi dan relaksasi : sikap awal, berbaring terlentang kedua tungkai lurus
dan terbuka sedikit kedua lengan disamping badan lemaskan seluruh tubuh,
lakukan pernafasan secara teratur dan berirama.
3) Latihan
pernaasan untuk mengejan : sikap awal, berbaring terlentang kedua lutut dipegang
oleh kedua tangan dan rileks.
1.4.7 Latihan
penenangan
Sikap awal, berbaring miring kekiri
lebih baik kearah punggung bayi. Lutut kanan diletakkan kedepan lutut kiri
lebih baik diganjal bantal. Lutut kanan ditekuk kedepan lutut kiri, lengan
kanan ditekuk kedepan dan lengan kiri diletakkan dibelakang badan.
2 NUTRISI IBU DAN JANIN
Tujuan
penatalaksanaan gizi pada wanita hamil adalah untuk mencapai status gizi ibu
yang optimal sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan bayi
dengan potensi fisik dan mental yang baik. Bayi yang akan dilahirkan dan
perjalanan suatu penyakit pada ibu hamil perlu mendapatkan perhatian yang
lebih. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan maka
diperlukan adanya status diit dan nutrisi pada ibu hamil. Apabila di dalam masa
awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan sangat mempengaruhi perkembangan
dan kapasitas embrio untuk mempertahankan hidupnya, dan nutrisi yang buruk pada
masa kehamilan lanjut akan mempengaruhi pertumbuhan janin. Sedang pertumbuhan
seorang anak sangat dipengaruhi oleh banyak hal yaitu makanan, lingkungan dan
juga keturunan. Usia kehamilan sangat menentukan kebutuhan gizi yang akan
diperlukan. Apabila sedikit saja dari kebutuhan gizi tersebut tidak tercukupi
dengan baik, maka anak akan menyebabkan terjadinya kelainan cacat bawaan pada
anak.
Pada
masa usia kehamilan muda, tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan mineral sangat
diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori dan protein sangat diperlukan pada minggu
kedelapan sampai kelahiran. Selain dalam masa kehamilan yang memerlukan
tambahan gizi yang sangat banyak, ibu juga memerlukan tambahan yang lebih besar
lagi menjelang kelahiran dan menyusui. Seorang ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi, maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat badan yang
rendah, mudah sakit-sakitan, dan mempengaruhi kecerdasannya.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan, yaitu diantaranya
kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu dan juga
dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan
asupan pada salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan terhadap sesuatu
nutrien terganggu, dan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan selama kehamilan.
2.1
Kebutuhan
energi
Selama proses kehamilan
terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan dengan adanya peningkatan laju
metabolik basal dan penambahan berat badan yang akan meningkatkan penggunaan
kalori selama aktifitas. Selain itu juga selama hamil, ibu membutuhkan tambahan
energi/kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan
payudara, dan cadangan lemak. Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15 % dari
kalori normal. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000 –
80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan oleh janin
sendiri untuk tumbuh dan berkembang adalah 50 – 95 Kkal/kg/hari atau sekitar
175-350 Kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg. Pada awal kehamilan trimester
pertama kebutuhan energi masih sedikit dan terjadi sedikit peningkatan pada
trimester dua. Pada trimester kedua, energi digunakan untuk penambahan darah,
perkembangan uterus, pertumbuhan jaringan mammae, dan penimbunan lemak. Pada
trimester tiga energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Berdasarkan rekomendasi yang dilakukan oleh NRC (National Research Council)
pemberian tambahan energi untuk 2000 Kkal/hari bagi wanita berumur 25-50 tahun
dengan tambahan 300 Kkal bagi ibu yang sedang hamil. Sumber energi bisa didapat
dengan mengkonsumsi beras, jagung, gandum, kentang, ubi jalar, ubi kayu, dan
sagu.
2.2
Karbohidrat
Janin memerlukan 40
gram glukosa/hari yang akan digunakan sebagai sumber energi. Glukosa sangat
dibutuhkan karena akan membantu dalam sintesis lemak, glikogen, dan pembentukan
struktur polisakarida. Glukosa sampai di fetus melalui berbagai tahapan yaitu
glukosa darah maternal meningkat yang akhirnya menyebabkan glukosa mengalir
menuju ke fetus. Sesampainya di fetus, kemudian fetus akan menstimulasi
pengeluaran insulin dan akibatnya ibu mengalami hiperglikemia dan bayi
mengalami peningkatan kadar insulin. Karbohidrat merupakan sumber utama untuk
tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin
selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilihan
yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi dan
pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga
meningkatkan asupan serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah
terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir (haemorroid).
Karbohidrat berfungsi
sebagai sumber energi. Menurut Glade B. Curtis mengatakan bahwa tidak ada satu
rekomendasi yang mengatur berapa sebenarnya kebutuhan ideal karbohidrat bagi
ibu hamil. Namun, beberapa ahli gizi sepakat sekitar 60% dari seluruh kalori
yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat. Jadi, ibu hamil membutuhkan
karbohidrat sekitar 1.500 kalori. Bahan makanan yang merupakan sumber
karbohidrat adalah serelia (padi-padian) dan produk olahannya, juga kentang,
umbi dan jagung. Namun, karena tidak semua sumber karbohidrat baik, maka ibu
hamil harus bisa memilih yang tepat. Misalnya sumber karbohidrat yang perlu
dibatasi adalah gula dan makanan yang mengandung banyak gula, seperti cake, dan
permen. Sedangkan karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi adalah karbohidrat
kompleks yang terdapat pada roti gandum, kentang, serelia atau padi-padian yang
tidak digiling. Jenis ini mengandung serat dan cukup kalori. Karbohidrat dapat
melindungi protein terhadap pembakaran menjadi energi. Mengonsumsi cukup
karbohidrat kompleks dapat mencegah sembelit.
2.3
Protein
dan asam amino
Protein digunakan untuk
proses pertumbuhan dan perkembangan janin, protein memiliki peranan penting.
Selama kehamilan terjadi peningkatan protein yang signifikan yaitu 68%. Peran
protein selama proses kehamilan diantaranya yaitu selain untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin juga untuk pembentukan plasenta dan cairan amnion,
pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan mammae ibu dan jaringan uterus, dan
penambahan volume darah. Kebutuhan akan protein selama kehamilan tergantung
pada usia kehamilan. Total protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi
berkisar antara 350-450 g. Pada trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari
sampai trimester kedua, protein yang diperlukan dan asam amino yang esensial
sangat diperlukan pada trimester awal ini. Pada usia 20 minggu, fetus mulai
menerima asam amino esensial
dari ibu, namun asam amino non esensial (arginin dan Kristin) tidak dapat
disintesis oleh fetus.
Pada saat memasuki
trimester akhir, pertumbuhan janin sangat cepat sehingga perlu protein dalam
jumlah yang besar juga yaitu 10 gram perhari atau diperkirakan 2 g/kg/hari.
Namun apabila bayi sudah lahir maka kebutuhan akan protein semakin naik yaitu
menjadi 15 gram perhari. Menurut WHO tambahan protein untuk ibu hamil adalah
0,75 gram/kg berat badan. Secara keseluruhan jumlah protein yang diperlukan
oleh ibu hamil yaitu kurang lebih 60-76 gram setiap hari atau sekitar 925 gram
dari total protein yang dibutuhkan selama kehamilan. Ini dapat diartikan bahwa
wanita hamil membutuhkan protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita
yang tidak hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru,
maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
dan diferensiasi sel. Para ahli merekomendasikan masukan protein kedelai
sedikitnya 60 gram per hari. Volume darah akan meningkat hingga 50% selama
kehamilan dan protein diperlukan untuk menghasilkan sel darah baru. Sumber protein
bisa didapat melalui protein hewani dan nabati. Protein hewani meliputi daging sapi, ikan, unggas, telur
dan kerang. Sedangkan untuk sumber
protein nabati adalah kacang-kacangan seperti tahu, tempe, oncom dan selai
kacang. Selain itu, karena protein yang berasal dari ternak juga kaya dengan
lemak, maka seimbangkan asupan protein hewani dan nabati. Pilih bahan makanan
protein hewani yang berlemak rendah.
2.4
Lemak
Asam lemak
Eicosapentanoic Acid (EPA) dan Docosa hexanoic Acid (DHA) memainkan peranan
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus, khususnya untuk mata dan
otak. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan
lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan
untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak
dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil
juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapan untuk menyusui setelah bayi
lahir.
Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk
energi dan serta perkembangan sistem syaraf janin. Oleh karena itu, ibu hamil
tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi lemak tubuh. Sebaliknya, bila asupannya
berlebih dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam. Keadaan ini
akan menyulitkan ibu hamil sendiri dalam menjalani kehamilan dan pasca
persalinan. Karena itu ibu hamil dianjurkan makan-makanan yang mengandung lemak
tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari. Bila hal ini
sudah dilakukan, maka sebenarnya sudah dapat memenuhi kebutuhan lemak tubuhnya.
Pilihan jenis lemaknya yaitu yang mengandung asam lemak esensial (ALE). Lemak
ini tidak dapat dibuat tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Asam lemak
esensial adalah asam linoleat, yaitu asam lemak tidak jenuh, Omega 3. Turunan
asam lemak Omega 3 adalah DHA (Asam dokosa heksanoat) yang mempunyai peran
penting antara lain pada tumbuh kembang jaringan syarat dan retina. Sedangkan
bahan makanan sumber asam lemak Omega 3 antara lain kacang-kacangan dan hasil
olahannya, serta jenis ikan laut lainnya, terutama ikan laut dalam. Asam lemak
esensial lainnya adalah asam lemak Omega 6. Turunan asam lemak Omega 6 adalah
asam arakhidonat yang penting untuk otak janin dan jaringan lainnya. Bahan
makanannya antara lain kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahannya.
2.5
Vitamin
Vitamin
yang larut dalam lemak :
2.5.1 Vitamin
A
Vitamin
A dari ibu dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari 25 mg/hari, sedangkan
vitamin A yang dibutuhkan pada trimester tiga yaitu berkisar 200 mg/hari. Ibu
yang sedang hamil sebaiknya jangan terlalu sering mengonsumsi vitamin A dalam
jumlah yang besar karena akan menjadi stimulator yang mengakibatkan teratogen.
Vitamin A mengalami peningkatan 25% dari sebelum hamil. Vitamin A berfungsi
untuk membantu proses pertumbuhan sel dan jarinagn tulang, mata, rambut, kulit
dan organ dalam, dan fungsi rahim. Sumbernya adalah kuning telur, ikan dan
hati. Sumber provitamin A atau karoten adalah wortel, labu kuning, bayam,
kangkung, dan buah-buahan berwarna kemerah-merahan.
2.5.2 Vitamin
D
Vitamin
D pada janin berasal dari 25-OH vitamin D ibu yang berada di dalam otot dan hati
fetus. Pada wanita hamil konsentasi plasma meningkat 2 x lebih banyak.
Peningkatan vitamin D sebanyak 100%. Peningkatan ini disertai 1,25-(OH),
vitamin D dan akhirnya menstimulasi absorbsi didalam usus halus. Kebutuhan
vitamin D selama kehamilan belum diketahui secara pasti tetapi diperkirakan 10
mg/hari, sedangakn RDA (Recommended Daily Allowance atau Asupan Harian yang
Disarankan) menganjurkan 5 mg/hari untuk wanita hamil pada usia 25 tahun atau
lebih.
2.5.3 Vitamin
E
Vitamin
E mulai diakumulasikan oleh fetus pada akhir minggu ke 8-10 usia gestasi,
ketika terjadi peningkatan akumulasi lemak. Untuk tetap menjaga pertumbuhan dan
perkembangan fetus yang baik diperlukan RDA vitamin E yaitu sebanyak 2 mg/hari.
Pada waktu hamil terjadi peningkatan 25%. Untuk ibu hamil kebutuhannya sekitar
15 mg (22,5 IU) dan ibu yang menyusui sekitar 19 mg (28,5 IU).
2.5.4 Vitamin
K
Fungsinya
begitu optimal pada masa kehamilan di dalam fetus.
Vitamin yang larut
dalam air :
2.5.1 Vitamin
C
Kebutuhan
vitamin C untuk bayi pada masa kehamilan dan menjelang kelahiran yaitu berkisar
antara 3-4 mg/hari. Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70 mg perhari.
Untuk mencegah kekurangan vitamin C selama proses kehamilan diperlukan tambahan
vitamin C sebanyak 10 mg/hari dengan
peningkatan sebanyak 33%. Dibutuhkan untuk memperkuat pembuluh darah dan
mencegah pendarahan, mengurangi rasa sakit sebanyak 50% saat bekerja,
mengurangi resiko infeksi setelah melahirkan dan membantu gigi dan tulang bayi.
Asupan
vitamin C dapat mencegah anemia, berperan dalam pembentukan kolagen
interseluler dan proses penyembuhan luka. Selain itu untuk membangun kekuatan
plasenta, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan stres, serta
membantu penyerapan zat besi. Vitamin ini dibutuhkan setiap hari dan hanya
sedikit disimpan dalam tubuh. Sumber vitamin C adalah buah dan sayuran segar,
antara lain jeruk, kiwi, pepaya, bayam, kol, brokoli dan tomat.
2.5.2 Thiamin
Menggunakan
status pengukuran thiamin, maternal dapat diketahui kebutuhan thiamin selama
kehamilan, yaitu dengan cara memasukan ekskresi thiamin urin dan aktifitas dari
ezim thiamin dependent seperti transkolasi sel merah yang akhirnya dapat
digunakan sebagai indikasi adanya peningkatan thiamin selama kehamilan. Dari
pengukuran tersebut didapatkan hasil yaitu terjadi peningkatan kadar thiamin
dalam tubuh sehingga diperlukan adanya thiamin tambahan yaitu sebanyak 0,4
mg/hari. Thiamin meningkatkan selama kehamilan yaitu sebanyak 25%.
2.5.3 Niasin
dan Riboflavin
Niasin
yang diperlukan selama kehamilan yaitu 2 mg/hari dan 0,3 mg/hari dari
riboflavin. Riboflavin mengalami peningkatan sebanyak 15% dan niasin 30%.
2.5.4 Vitamin
B6
Vitamin
B6 penting untuk metabolisme asam amino. Pada masa kehamilan diperlukan intake
protein yang lebih tinggi karena adanya proses pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat sehingga diperlukan juga adanya vitamin B6 yang besar untuk
melakukan metabolisme dengan peningkatan 100%. Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh
untuk membantu mengatasi mual dan muntah.
2.5.5 Asam
folat
Asam
folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal pencegahan terjadinya defek
tubaneura seperti spina bifida dan anensefali yang sangat berbahaya bagi
perkembangan selanjutnya. Dan
hasil survey mengatakan bahwa kebanyakan wanita mengonsumsi folat lebih sedikit
dari kebutuhan yaitu 0,2 mg perhari dengan peningkatan 33% RDA folat untuk
wanita hamil yaitu 400 mg/hari yaitu dimana terjadi peningkatan sebanyak 10 %
dari sebelumnya. Makanan yang kaya akan asam folat dapat dijumpai pada sayuran
hijau, jus jeruk, asparagus dan brokoli. Asam folat merupakan kelompok vitamin
B paling utama selama masa kehamilan karena dapat mencegah cacat tabung syaraf
(neural tube defects) seperti spina bifida. Ibu hamil harus meningkatkan asupan
folat hingga 0,4-0,5 mg per hari. Mengkonsumsi folat sebelum dan pada awal
kehamilan dapat mencegah 10 kasus cacat tabung syaraf. Asam folat penting untuk
perkembangan tulang jaringan tisu dan darah, karena ketiadaan amino cuka
mencegah bayi mengalami kelainan. Sumber vitamin B adalah hasil ternak dan
hasil olahannya, seperti daging, hati, telur, keju, susu, kacang-kacangan dan
sayur-sayuran.
2.5.6 Mineral
1) Kalsium
Konsentrasi
kalsium serum pada janin lebih besar daripada ibu. Pada usia kehamilan 20
minggu laju penyaluran kalsium dari ibu ke fetus mencapai 50 mg/hari dan
mencapai puncaknya apabila mendekati kelahiran yaitu 330 mg/hari. Kalsium pada
fetus digunakan untuk pembentukan tulang. Pada dasarnya setengah dari kalsium
darah bersama dengan albumin dan albumin konsentrasinya turun selama kehamilan.
Akibatnya total kalsium plasma meningkat 5% pada minggu ke-34 usia gestasi. RDA
untuk kalsium selama kehamilan adalah 1200 mg. kebutuhan kalsium meningkatkan
dari 800 mg menjadi 1200/1500 mg per hari. Kalsium mengandung mineral yang
penting untuk pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki serta punggung.
Membantu efek ketenangan diri saat bekerja. Kalsium dibutuhkan untuk
pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang dimulai sejak usia kehamilan 8
minggu. Ibu hamil membutuhkan kalsium 2 kali lipat sebelum hamil, yaitu sekitar
900 mg. sumber kalsium adalah susu dan produk nsusu lainnya, seperti keju,
yoghurt, teri, udang kecil, dan kacang-kacangan.
2) Magnesium
Janin
memerlukan 1 gram magnesium. Konsentrasi magnesium meningkatkan selama
kehamilan dengan RDA 320 mg dan 50% dari magnesium diserap oleh ibu. Magnesium
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak.
3) Phospor
RDAnya
sama dengan wanita yang tidak hamil yaitu 1250 mg/hari untuk wanita yang hamil
dibawah 19 tahun dan 700 mg/hari untuk wanita yang lebih dari 19 tahun.
4) Seng
RDA
wanita hamil mencapai 15 mg/hari ini menunjukan terdapat meningkatkan 3 mg
lebih tinggi dari wanita yang tidak hamil. Selama kehamilan dan menyusui,
kebutuhan seng meningkat 50%. Seng jug diperlukan untuk mengembangkan jaringan
tisu, terutama otak dan jenis kelamin.
5) Sodium
Selama
kahamilan naik 5000-10000 Meq/hari sehubungan dengan peningkatan volume darah
maternal.
Tabel
1. Perbedaan kebutuhan gizi antara ibu hamil dan tidak
Zat gizi
|
Kebutuhan wanita
dewasa
|
Kebutuhan wanita
hamil
|
Sumber makanan
|
Energi
(Kalori)
|
2500
|
+
300
|
Padi-padian,
jagung, umbi-umbian, mi, roti.
|
Protein
(gram)
|
40
|
+
10
|
Daging,
ikan, telur, kacang-kacangan, tahu, tempe.
|
Kalsium
(mg)
|
0,5
|
+
0,6
|
Susu,
ikan teri, kacang-kacangan, sayuran hijau.
|
Zat
besi (mg)
|
28
|
+
2
|
Daging,
hati, sayuran hijau.
|
Vit.
A (SI)
|
3500
|
+
500
|
Hai,
kuning telur, sayur dan buah berwarna hijau dan kuning kemerahan.
|
Vit.
B1 (mg)
|
0,8
|
+
0,2
|
Biji-bijian,
padi-padian, kacang-kacangan, daging.
|
Vit.
B2 (mg)
|
1,3
|
+
0,2
|
Hati,
telur, sayur, kacang-kacangan.
|
Vit.
B6 (mg)
|
12,4
|
+
2
|
Hati,
daging, ikan, biji-bijian, kacang-kacangan.
|
Vit.
C (mg)
|
20
|
+
20
|
Buah
dan sayur.
|
2.5.7 Elemen Sisa
Lodine
pada wanita hamil terjadi peningkatan kebutuhan sebanyak 25 mg dengan RDA sebanyak
175 mg/hari. Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk semua wanita selama
trimester kedua dan ketiga. Zat besi lebih baik dikonsumsi diantara waktu makan
atau pada jam tidur saat lambung kosong sehingga dapat mengabsorbsi secara
maksimal. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sangat
penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi, disamping untuk meminimalkan
peluang terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat
dibandingkan sebelum hamil. Kebutuhan zat besi ibu naik dari 18 miligrm (mg)
menjadi 30-60 mg perhari. Zat besi penting untuk membuat hemoglobin dan protein
di dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh lain, membantu
mencegah anemia dan pendarahan saat melahirkan, serta mencegah cacat janin. Zat
besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah
merah, sehingga bisa menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat gizi
yang sangat dibutuhkan ibu hamil. Selain itu jika asupan zat besi sejak awal
kehamilan cukup baik maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh
kembangnya.
Kekurangan
zat besi sejak sebelum hamil dan tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil
menderita anemia. Untuk memenuhi kekurangan tersebut ibu hamil harus memenuhi
kebutuhan zat besinya yaitu sekitar 45-50 mg/hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi
dari makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna merah, hati, ikan,
kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti dan sereal.
Besi nonhemoglobin harus dikonsumsi bersama buah-buahan yang mengandung vitamin
C untuk meningkatkan penyerapan. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu
rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg
diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan
massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin, dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan
sekitar 8-10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilokan sekitar 20-25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan
perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg
sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.
3 PRINSIP GIZI IBU
HAMIL DAN JANIN
Kehamilan
adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita sebagai calon ibu,
karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi
kehidupannya. Pola makan dan daya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan janin pada rahim ibu. Pada waktu terjadi kehamilan akan terjadi
banyak perubahan baik perubahan fisik, sosial maupun mental. Walaupun demikian
para calon ibu harus tetap berada di dalam keadaan sehat optimal karena di sini
seorang ibu tidak hidup dengan sendiri tetapi dia hidup bersama dengan janin
yang dikandung. Oleh karena itu, para calon ibu memiliki gizi yang cukup
sebelum hamil dan lebih lagi ketika hamil. Ibu yang hamil harus memiliki gizi
yang cukup karena gizi yang didapat akan digunakan untuk dirinya sendiri dan
juga janinnya. Seorang ibu yang tidak memiliki ataupun kekutrangan gizi selama
masa kehamilan maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi.
Apabila hal ini berlangsung terus menerus dan tidak segera di atasi maka bayi
akan lahir dengan berat badan rendah (dibawah 2500 gr), sedangkan untuk ibu
yang kekurangan gizi, maka selama ia menyusui ASI yang dihasilkan juga sedikit.
Apabila
ditelaah lebih lanjut ASI itu mengandung zat-zat berkualitas untuk pertumbuhan
manusia baik jasmani dan intelektual. ASI terutama mengandung DHA (asam dokosa
heksanoik) yang mengisi sel-sel manusia mulai dari janin di dalam kandungan
sampai anak berumur 2 tahunan. Selam perkembangan, sel otak seorang manusia itu
akan di isi oleh DHA jika DHA itu tercukupi. Namun apabila jumlahnya hanya
sedikit maka sel otak akan terisi oleh lemak yang akan berpengaruh pada IQ
manusia itu sendiri. Ibu hamil di anjurkan sekali untuk mengkonsumsi banyak
protein, yaitu sekitar 2-2,5 g/kg berat badan. Protein menurut jenisnya
dibedahkan menjadi protein hewani dan nabati. Protein yang bermutu adalah
protein hewani yang berasal dari telur, susu dan ikan. Hal ini dikarenakan
adanya kandungan DHA di dalamnya. Jenis ikan yang paling banyak mengandung DHA
adalah ikan lemuru. Pada masa trimester I, akan terjadi proses ngidam dan
muntah-muntah, yang diakibatkan oleh mulai di produksinya hormon HCG yang akan
sangat membantu dalam proses kehamilan. Ibu akan merasa tidak enak, dan lemah
karena makanan yang ia makan selalu ingin di muntahkan. Walaupun demikian ibu
dan keluarga harus tetap mengingatkan dan juga mensiasati agar kebutuhan gizi
calon ibu tetap terjaga yaitu misalnya dengan makan yang hangat-hangat.
Adanya
kehamilan maka akan terjadi penambahan berat badan yaitu sekitar 12,5 kg.
berdasarkan Huliana peningkatan tersebut adalah sebanyak 15% dari sebelumnya.
Proporsi pertambahan berat badan tersebut dapat dilihat dibawah ini:
3.1 Janin
25-27%.
3.2 Plasenta
5%.
3.3 Cairan
Amnion 6%.
3.4 Ekspansi
volume darah 10%.
3.5 Peningkatan
lemak tubuh 25-27%.
3.6 Peningkatan
cairan ekstra seluler 13%.
3.7 Pertumbuhan
uterus dan payu darah 11%
Periode kehamilan dibedakan menjadi 3
trimester yaitu masa kehamilan trimester I : 0-12 minggu, masa kehamilan
trimester II : 13-27 minggu, masa kehamilan trimester III : 28-40 minggu.
3.1 Trimester
I
Pada
awal kehamilan (trimester I) mual dan muntah sering dialami wanita atau disebut
morning sickness. Mual dan muntah pada awal kehamilan berhubungan dengan
perubahan kadar hormonal pada tubuh wanita hamil. Pada saat hamil terjadi
kenaikan kadar hormon chorionic gonadotropin (HCG) yang berasal dari plasenta.
HCG meningkat produksinya pada 3 bulan pertama kehamilan dan turun kembali
setelah bulan ke empat, sehingga pada kehamilan memasuki bulan keempat rasa
mual sudah mulai berkurang.
Mual
dan muntah yang berlebihan pada kehamilan trimester I disebut hiperemesis
gravidarium. Tanda-tanda hiperemesis gravidarium adalah berat badan turun 2,5-5
kg/lebih, tidak dapat menelan makanan atau minuman selama 24 jam, air kencing
berwarna gelap/pekat, muntah sering (setiap jam atau lebih), mual hebat
sehingga selalu muntah saat makan. Bahaya hiperemesis gravidarium adalah
terjadi dehidrasi dan kekurangan asupan nutrisi, perlu perawatan diRS untuk
mendapat parenteral nutrisi selama beberapa hari sampai gejala mereda.
Pada
kehamilan trimester I biasanya terjadi peningkatan berat badan yang tidak
berarti yaitu sekitar 1-2 kg. kebutuhan energi pada trimester I meningkat
secara minimal. WHO menganjurkan penambahan energi 10 kkal untuk trimester I.
3.2 Trimester
II dan III
Terjadi
penambahan berat badan yang ideal selama kehamilan trimester 2 dan3.
Tabel
2. Peningkatan berat badan selama kehamilan
IMT (kg/m2)
|
Total kenaikan berat
badan yang disarankan
|
Selama trimester 2
& 3
|
Kurus
(IMT<18,5)
|
12,7-18,1
kg
|
0,5
kg/minggu
|
Normal
(IMT 185-22,9)
|
11,3-15,9
kg
|
04
kg/minggu
|
Overweight
(IMT 23-29,9)
|
6,8-11,3
kg
|
0,3
kg/minggu
|
Obesitas
(IMT>30)
|
-
|
0,2
kg/minggu
|
Bayi
kembar
|
15,9-20,4
kg
|
0,7
kg/minggu
|
Perencanaan
gizi untuk wanita hamil sebaiknya mengacu pada RDA (Recommended Daily Allowance
atau asupan Harian yang Dianjurkan). Dibandingkan ibu yang tidak hamil,
kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium
50% dan zat besi 200-300%. Bahan makanan yang dianjurkan harus meliputi enam
kelompok yaitu makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati), susu dan
olahanya, roti dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya akan vitamin C,
sayuran berwarna hijau tua, buah & sayuran lain (Naninjaja, 2007). Ibu
hamil haruds memiliki berat badan yang normal karena kan berpengaruh terhadap
anak yang akan dilahirkannya. Ibu yang sedang hamil dengan kekurangan zat gizi
yang penting bagi tubuh akan menyebabkan keguguran, anak lahir prematur, berat
bayi rendah, gangguan rahim pada waktu persalinan, dan pendarahan setelah
persalinan. Prinsip gizi bagi janin adalah gizi sangat berguna bagi pertumbuhan
dan perkembangan janin sehingga janin
akan dapat tumbuh dan berkembang tanpa kekurangan zat gizi. Berikut daftar
beberapa zat gizi yang paling penting untuk perkembangan janin. Pastikan zat
gizi ini selalu dikonsumsi selama kehamilan.
3.1 Asam
folat : zat ini ada di dalam serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau, jamur,
kuning telur, jeruk, pisang, dan lain-lain.
3.2 Kalsium
: sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi. Zat ini dapat dijumpai di
dalam susu dan produk susu (keju, yoghurt), ikan yang bisa dimakan tulangnya
(seperti ikan teri, sarden), biji-bijian (biji bunga matahari, wijen), produk
kedelai (tempe, tahu), sayuran hijau, dan buah-buahan kering.
3.3 Zat
besi, sangat penting karena pada masa kehamilan volume darah meningkat 25%, dan
juga penting untuk bayi dalam membangun persediaan darahnya. Zat besi dapat
dijumpai di hati, daging merah, sayur hijau, wijen, buah-buahan kering, kuning
telur, serealia, dan sarden. Penyerapan zat besi dapat terbantu dengan konsumsi
vitamin C.
3.4 Ekstrak
ragi (Brewer’s yeast) mengandung ketiga zat penting tersebut. Penyerapan
minuman dan mineral saling berhubungan satu sama lain, karenanya anda harus
menjaga agar konsumsi makanan anda seimbang dan bervariasi. Ini penting bukan
hanya selam hamil tetapi juga masa menyusui.
4
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI GIZI IBU HAMIL DAN JANIN
Ada
banyak faktor yang mempengaruhi keperluan gizi pada ibu hamil diantaranya yaitu
:
4.1 Kebiasaan
dan pandangan wanita terhadap makanan.
Wanita
yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi
dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan
perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam
mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.
4.2 Status
ekonomi.
Ekonomi
seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi
sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka
kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya
pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau.
4.3 Pengetahuan
zat gizi dalam makanan.
Pengetahuan
yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang
baik, kemungkinan akan memerikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih
lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, di mana perut rasanya
tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang
demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya
untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya.
4.4 Status
kesehatan.
Status
kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya.
Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu mkan yang berada
dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus tetap ingat bahwa gizi
yang ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya
sendiri.
4.5 Aktifitas.
Aktifitas
dan gerakan seseorang berbeda-beda. Seorang dengan gerak yang aktif otomatis
memerlukan energi yang lebih besar daripada mereka yang hanya duduk diam saja.
Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang
dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak.
4.6 Suhu
lingkungan.
Pada
dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37 derajat Celcius untuk
metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan,
maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya
yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme
tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin
besar pula panas yang dilepaskan.
4.7 Berat
badan.
Berat
badan seorang ibu yang sedang hamil akan enentukan zat makanan yang diberikan
agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar.
4.8 Umur.
Semakin
muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh
terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang
banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya
sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk
umur yang tua perlu energi yang besar juga karena karena fungsi organ yang
makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan
energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
5
PENGARUH
STATUS GIZI PADA KEHAMILAN
Seorang
ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. padea trimester
I kenaikan berat badan seorang ibu tidak mencapai 1 kg, namun setelah mencapai
trimester ke-2 pertambahan berat badan semakin banyak yaitu 3 kg dan pada
trimester 3 sebanyak 6 kg. kenaikan tersebut disebabkan karena adanya
pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal
untuk seorang ibu yang gemuk yaitu 7 kgdan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk.
Jika berat badan ibu tidak normal maka akan memungkinkan terjadinya keguguran,
lahir premature, BBLR, gangguan kekuatan rahim saat kelahiran (kontraksi) dan
pendarahan setelah persalinan.
6
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI JANIN
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebutuhan gizi janin yaitu :
6.1 Genetik.
Seorang
anak yang memiliki ibu yang mempunyai gena dengan struktur tebal lemak yang
lebih besar maka anak juga akan memiliki genetik yang sama. Sehingga tidak
heran apabila ada orang tua yang gemuk maka keturunanya juga gemuk. Hal ini
tentunya berbeda sekali dengan berat badan anak yang memiliki orang tua dengan
berat badan yang normal atau kurus. Fakta ini akan memberikan pemikiran bahwa
kebutuhan gizi janin pada masing-masing janin itu berbeda.
6.2 Nutrisi.
Komponen
nutrisi yang terkandung dalam makanan, sangat mempengaruhi pertumbuhan janin.
Pertumbuhan sel dalam menyusun again organ janin sangat tergantung ketersediaan
zat nutrisi pembangun yang dikonsumsi ibu selama hamil. Seandainya ketersediaan
zat tesebut teganggu, maka peluang timbulnya kelainan organ sangat mungkin
terjadi.
6.3 Gaya hidup ibu.
Gaya
hidup ibu yang selalu merasa lapar akan mengakibatkan kebutuhan kalorinya bisa
melebihi normal. Apabila kebutuhan gizi sudah berlebihan seperti ini, maka
tidak bisa dipungkiri apabila makanan dan gizi yang diperlukan lebih besar lagi
terutama jika ibu tersebut dalam kondisi mengandung maka dapat menjadi 2x lipat
dari kondisi biasanya.
6.4 Kondisi
kesehatan ibu.
Seorang
ibu yang sedang sakit, keinginan untuk makan dan minum otomatis akan berkurang.
Kondisi ini akan dimengerti oleh janinnya yang akan berakibat pada penurunan
kondisi janin. Hal ini tidak lain karena makanan, darah, nafas dan semua yang
dimiliki oleh ibu tersambung dengan janinnya.
6.5 Lingkungan.
Lingkungan
diluar ibu dengan keanekaragaman bahan makanan yang berbeda akan mempengaruhi
kebutuhan gizi janinnya juga. Apabila kita lihat, jenis makanan serat
lingkungan yang ada di Amerika, Jepang dan negara maju lainnya yang biasanya
lebih suka dengan makanan yang mentah tentunya gizinya akan berbeda dengan
negara berkembang seperti di Indonesia yang kaya akan bahan makanan nabati.
Namun
dari hal itu semua yang tidak boleh terlupakan adalah pemenuhan gizi selama
hamil seperti konsumsi karbohidrat, protein nabati dan hewani, lemak, mineral,
vitamin dan cairan. Semua zat gizi tersebut digunakan untuk perkembangan janin
terutama 3 bulan pertama dengan urutan tahapan : otak, mata, jantung, dan
tungkai. Yang paling pentinga adalah memantau perkembangan janin dengan terus
memeriksakan kehamilannya.
7
MENU
SEIMBANG UNTUK WANITA HAMIL DAN JANIN
Menurut
Saptawati Bardoson, tidak banyak perbedaan menu sebelum dan setelah hamil. Jadi
seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam pengaturan menu makanan selama
hamil. Berikut bahan makanan yang dianjurkan dalam sehari :
Tabel 3. Contoh menu makanan dalam
sehari bagi ibu hamil.
Bahan
Makanan
|
Porsi
hidangan sehari
|
Jenis
hidangan
|
Nasi
|
5 + 1 porsi
|
Ø Makan
pagi : nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/ daging 1 potong sedang (40
gram), tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong
sedang.
Ø Makan
selingan : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang.
Ø Makan
siang : nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi.
Ø Selingan
: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang.
Ø Makan
malam : nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan
pagi/ siang.
Ø Selingan
: susu 1 gelas.
|
Sayuran
|
3 mangkuk
|
|
Buah
|
4 potong
|
|
Tempe
|
3 potong
|
|
Daging
|
3 potong
|
|
Susu
|
2 gelas
|
|
Minyak
|
5 sendok teh
|
|
Gula
|
2 sendok makan
|
Variasikan menu tersebut dengan bahan
makanan penukarnya sebagai berikut :
7.1 Porsi
nasi (100 gram) dapat ditukar dengan : Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang
2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50 gram), mi basah 2 gelas
(200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram), jagung biji 1 piring (125
gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135 gram).
7.2 1
potong sedang ikan (40 gram) dapat ditukar dengan : 1 potong kecil ikan asin
(15 gram), sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang ayam tanpa kulit
(40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55
gram), 1 potong daging sapi ( 35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan
lainnya.
7.3 1
mangkuk (100 gram) sayuran, di antaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang,
wortel, labu siam, sawi, terong dan lainya.
7.4 1
potong buah, seperti 1 potong buah besar pepaya (110 gram), 1 buah pisang ( 50
gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong
besar semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140
gram), ¼ buah nanas sedang (95 gram), ¾ buah mangga besar (125 gram), 9 duku
buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang
(110 gram), 8 buah rambutan (75 gram), 2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji
nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainya.
7.5 2
potong sedang tempe (50 gram) dapat ditukar dengan: tahu 1 potong besar (110
gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20 gram),
2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang merah segar
(20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5 sendok kacang mete (15
gram), dan lainya.
7.6 1
gelas susu susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan: 4 sendok makan susu skim
(20 gram), 2/3 gelas yogurt nonfat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram),
dan lainya.
7.7 Minyak
kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan: avokad ½ buah besar (60
gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15
gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainya.
7.8 Gula
pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan: 1 sendok makan madu (15 gram).
Tabel
4. Kelompok bahan makanan ibu hamil
No
|
Kelompok Bahan
Makanan
|
Porsi
|
1
|
Roti,
serealia, nasi dan mie.
|
6
piring/porsi
|
2
|
Sayuran
|
3
mangkuk
|
3
|
Buah
|
4
potong
|
4
|
Susu,
yogurt, dan atau keju
|
2
gelas
|
5
|
Daging,
ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan
|
3
potong
|
6
|
Lemak,
minyak
|
5
sendok teh
|
7
|
Gula
|
2
sendok makan
|
8 Bahan Makanan yang
Cocok Untuk Ibu Hamil
8.1 Daging
dan alternatifnya (macam-macam daging,berbagai ikan,telur dan kacang kacangan).
Ini merupakan sumber kalori yan berasal dari lemak yang dibutuhkan pada akhir
trimester.
8.2 Buah
dan sayuran dan lebih disarankan yang masih mentah. Buah dan sayuran kaya akan
vitamin dan mineral yang baik sekali untuk mencegah terjadinya cacat bawaan
pada anak.
8.3 Roti
dan sereal yang tidak banyak diolah seperti makanan kering, beras merah, ini di
lakukan untuk menghindari kejenuhan terhadap suatu bahan makanan. Hal itu juga
dilakukan sebagai bahan makanan sampingan setelah mengkonsumsi nasi atau
lainya.
8.4 Susu
dan hasil olahannya seperi keju dan yogurt.
9
Cara
mengolah makanan untuk ibu hamil
Makanan yang aman untuk ibu hamil yaitu
makanan kering seperti sereal, roti, tepung, dan kacan. Sebaliknya makanan jangan
terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran segera dihabiskan setelah di olah,
susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya akan menyebabkan hilangnya
vitamin, Jangan digarami daging atau ikan sebelum dimasak jangan terlalu panas.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan gizi yang seimbang
bagi ibu hamil, yaitu: kebutuhan aktual selama hamil berbeda-beda untuk setiap
individu dan dipengaruhi oleh status nutrisi. Sebelumnya dan riwayat kesehatan,
kebutuhan terhadap satu nutrien dapat diganggu oleh asupan yang lain, dan
kebutuhan akan nutrisi tidak konsisten selama kehamilan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abi.
(2009). Tips Melakukan hubungan seks aman bagi wanita hamil. http://rumahabi.info/tips-melakukan-hubungan-seks-aman-bagi-wanita-hamil.html. Diakses Pada Tanggal 19 Maret 2012.
Pukul 16.50 WIB.
BKKBN. (2005). Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu
Bayi, dan Anak Balita)
Chin, James., Kandun, I Nyoman., (2000). Manual Pemberantasan Penyakit
Menular. www.ppmplp.depkes.go.id. Diakses Pada Tanggal 19 Maret
2012. Pukul 16.00 WIB.
Depkes RI. (2005). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
Ditjen PPM-PL Depkes RI. (2000). Modul Latihan Petugas Imunisasi. Edisi ketujuh.
Idanati, Rukna. (2005). TT Pregnancy. http://adln.lib.unair.ac.id. Diakses Pada Tanggal 19 Maret 2012.
Pukul 16.10 WIB.
Lia. (2010). Imunisasi
TT (Tetanus
Toxoid) Pada Ibu Hamil.
http://bidanlia.blogspot.com/2010/06/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada-ibu.html.
Diakses Pada Tanggal 19 Maret 2012. Pukul 16.20 WIB.
Miyata, Siti Misaroh Ibrahim, dkk.
(2011). Nutrisi Janin & Ibu Hamil
(Cara Membuat Otak Janin Cerdas). Yogyakarta : Nuha Medika.
Primadi, Hasanah. (2010). Senam Hamil Bagian Obstetri & Ginekologi
FK Universitas Padjadjaran. Bandung : Elstar Offset.
Purnomo, E. (2008). Vaksin Tetanus
Mencegah Kematian Ibu
dan Bayi. unicef.org/indonesia/id/reallives_9827.html. Diakses Pada Tanggal 19 Maret 2012. Pukul
16.30 WIB.
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. (2010). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa & Profesi,
Jilid I. Jakarta : Dian Rakyat.
Yessi, A. Imunisasi
TT untuk Ibu Hamil. http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=283:imunisas-tt-untuk-ibu-hamil&catid=40:monthly-guide&Itemid=34.
Diakses Pada Tanggal 19 Maret 2012. Pukul 16.40 WIB.